Kurang Tidur Picu Kanker, Serangan Jantung, dan Kematian Dini

Rabu, 24 September 2025 | 09:46:29 WIB
Kurang Tidur Picu Kanker, Serangan Jantung, dan Kematian Dini

JAKARTA - Di tengah gaya hidup modern yang serba cepat, banyak orang menyepelekan kualitas dan durasi tidur. Padahal, istirahat malam yang cukup bukan sekadar cara mengusir lelah, melainkan kebutuhan biologis penting untuk menjaga kesehatan tubuh secara menyeluruh. 

Berbagai penelitian medis mengungkap bahwa tidur kurang dari tujuh jam per malam dapat memicu masalah serius, mulai dari gangguan metabolisme, kerusakan sel, hingga peningkatan risiko penyakit jantung dan kanker.

Tidur Bukan Sekadar Rutinitas

Tidur sering dianggap aktivitas pasif, padahal pada saat inilah tubuh bekerja paling optimal memperbaiki sel, menyeimbangkan hormon, serta memperkuat sistem kekebalan tubuh. Menurut laporan Healthline, kurang tidur akan mengganggu seluruh mekanisme perbaikan alami tersebut. Akibatnya, tubuh lebih rentan terhadap peradangan, infeksi, hingga perubahan genetik yang memicu pertumbuhan kanker.

Bahkan, jurnal Cardiology Reviews dari National Institutes of Health menekankan bahwa masalah tidur sudah menjadi isu kesehatan masyarakat global. Orang yang tidur lebih singkat, rata-rata 6–6,8 jam per malam, terbukti memiliki risiko lebih tinggi terhadap hipertensi, penyakit jantung koroner, diabetes, hingga kematian dini.

Data Ilmiah yang Mengkhawatirkan

Studi dari American Cancer Society menunjukkan fakta mencengangkan: pria yang tidur kurang dari 4 jam per malam berisiko 2,8 kali lebih tinggi mengalami kematian dalam enam tahun dibanding mereka yang tidur 7–7,9 jam. Pada wanita, risikonya mencapai 1,48 kali lebih tinggi.

Tak hanya itu, pola tidur yang terlalu sedikit maupun terlalu lama juga dikaitkan dengan peningkatan mortalitas. Artinya, keseimbangan tidur menjadi kunci. Idealnya, durasi tidur sehat berkisar 7–9 jam per malam dengan kualitas yang baik.

Kurang Tidur dan Risiko Kanker

Hubungan antara tidur dan kanker salah satunya terletak pada hormon melatonin. Hormon ini diproduksi saat tubuh berada dalam kondisi gelap dan beristirahat. Selain mengatur jam biologis, melatonin juga berperan sebagai antioksidan kuat yang mampu menghambat pertumbuhan tumor.

Ketika seseorang sering tidur larut atau kualitas tidurnya buruk, kadar melatonin menurun drastis. Kondisi ini membuka peluang mutasi sel, menurunkan daya tahan tubuh, dan mengacaukan sistem hormonal yang berujung pada peningkatan risiko kanker.

Beberapa penelitian epidemiologi bahkan menunjukkan bahwa mereka yang tidur kurang dari tujuh jam per malam memiliki tingkat kanker payudara, prostat, dan kolorektal lebih tinggi. Risiko ini makin besar pada pekerja shift, yang siklus tidurnya terganggu secara kronis.

Sebuah studi yang melibatkan lebih dari 14.800 orang berusia 45 tahun ke atas menemukan, tidur kurang dari enam jam per malam meningkatkan risiko kanker hingga 41 persen. Sementara tidak tidur siang menaikkan risikonya 60 persen, dan total waktu tidur kurang dari tujuh jam (siang + malam) menambah risiko hingga 69 persen.

Kurang Tidur dan Penyakit Jantung

Selain kanker, penyakit jantung juga sangat terkait dengan kebiasaan tidur yang buruk. Saat tidur dipangkas, tekanan darah tetap tinggi lebih lama dari seharusnya. Kondisi ini memberi tekanan berlebih pada arteri, memicu peradangan, dan mempercepat penumpukan plak di pembuluh darah.

Lebih jauh, kurang tidur mengganggu metabolisme glukosa dan meningkatkan kadar hormon stres seperti kortisol. Dampaknya, jantung serta pembuluh darah semakin terbebani, sehingga risiko serangan jantung dan stroke meningkat tajam.

Laporan dalam European Heart Journal berkali-kali menegaskan adanya kaitan signifikan antara tidur singkat dengan kematian akibat kardiovaskular. Penyebab utamanya adalah peradangan kronis, kondisi yang juga berkontribusi terhadap pertumbuhan kanker.

Bahaya Inflamasi Kronis

Inflamasi atau peradangan jangka panjang ibarat bom waktu di dalam tubuh. Kekurangan tidur dapat menggandakan zat kimia inflamasi yang beredar, sehingga menciptakan lingkungan yang ideal bagi penyakit berbahaya.

Ketika usus besar, arteri, dan sistem kekebalan terus terpapar peradangan, risiko cedera genetik, penyumbatan pembuluh, dan kegagalan organ meningkat hingga sepuluh kali lipat. Artinya, sekadar mengabaikan waktu tidur sama dengan memberi peluang besar bagi kanker maupun penyakit jantung untuk berkembang.

Kabar Baiknya: Tidur Bisa Diatur

Meski terdengar menakutkan, kabar baiknya adalah kesehatan tidur berada di tangan Anda. Menurut para ahli, tidur cukup antara tujuh hingga sembilan jam setiap malam bisa menurunkan risiko berbagai penyakit serius.

Beberapa langkah sederhana yang bisa diterapkan untuk meningkatkan kualitas tidur, antara lain:

Tidur dan bangun di jam yang sama setiap hari.

Hindari konsumsi kafein setelah siang hari.

Matikan atau kurangi paparan layar sebelum tidur.

Ciptakan suasana kamar yang gelap, tenang, dan sejuk.

Jangan jadikan kasur sebagai tempat bekerja atau bermain gadget.

Dengan perubahan kecil ini, tubuh bisa kembali menjalankan fungsi alaminya, termasuk memperbaiki sel, mengatur hormon, serta memperkuat kekebalan.

Tidur bukanlah kemewahan, melainkan kebutuhan vital. Mengabaikan tidur sama saja mengabaikan kesehatan jangka panjang. Bukti ilmiah sudah jelas: tidur singkat meningkatkan risiko kanker, penyakit jantung, diabetes, hingga kematian dini.

Menjadikan tidur sebagai prioritas akan membantu Anda terhindar dari peradangan kronis, menjaga kesehatan jantung, serta melindungi tubuh dari serangan penyakit berbahaya. Jadi, jika ingin hidup panjang dan sehat, mulailah dengan memberi tubuh waktu istirahat yang cukup setiap malam.

Terkini

OPPO A6 Pro 4G Hadir Dengan Baterai Jumbo 7.000 mAh

Kamis, 25 September 2025 | 11:08:08 WIB

Samsung Galaxy Tab S11 Series Hadir Dengan Fitur Lengkap

Kamis, 25 September 2025 | 11:08:04 WIB

Review Vivo V60 Lite 5G: Baterai 6.500mAh dan Layar AMOLED

Kamis, 25 September 2025 | 11:08:03 WIB

Review Huawei Pura 70 Ultra: Spesifikasi dan Fitur Premium

Kamis, 25 September 2025 | 11:08:01 WIB